๐ก Cara Bertawasul Kepada Syekh Abdul Qodir Jaelani
tawasulkepada: s.a.w 2.sahabat abu bakar.umar.usman.ali r.a 3.malaikat jibril.mikail.isrofil.izroil a.s 4.nabi sulaiman a.s 5.nabi khidir a.s 6.syekh abdul qodir jailani al-bagdadi r.a 7.syekh asyif bin barkhoya 8.syekh syekh ibrohim bin ad-ham 9.bapak dan ibu.dan kaum islam seluruhnya 10.shokhibul ijazah abah raffi cirebon
Dalamkitab Bahjatul Asror, Syekh Abdul Qodlr Jaelani menerangkan: "Barang siapa yang bertawasul minta pertolongan kepadaku dalam kesusahan hidup, akan dihilangkan kesusahan itu. Barang siapa memanggil namaku (istigosah) dalam kesulitan akan diberi kegembiraan.
Merekamengucapkan selamat kepada Syekh 'Abdul Qadir al-Jailani dan menunjukkan laku taubat melalui tangan beliau. lalu aku beristighotsah dan hatiku bertawajuh kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Setelah aku bertawasul kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, aku mendengar suara beliau seolah-olah dekat denganku. Diceritakan oleh Sayyid
Tag bacaan tawasul kepada syekh abdul qodir jaelani. Tata Cara Wirid Cepat Terkabul Menurut Syekh Abdul Qodir Jaelani. By admin Posted on Januari 23, 2017. Cara Mengamalkan Ya Mujib Agar Hajad Cep Amalan Mudah Agar Selalu Dikasihi dan Di Dzikir Ya Rozaq Agar Dimudahkan Rezeki
Kisahtentang orang-orang yang memberi hadiah (bertawasul) kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jaelani akan tercapai maksudnya 15. Kisah tentang nama-nama agung Sayid Abdul Qadir 16. Kisah tentang Syaikh Abdul Qadir al-Jaelani menghidupkan orang yang sudah meninggal dari alam kubur 17.
Sebagaiulama sufi, Syekh Abdul Wahab Rokan sangat disucikan oleh penduduk setempat. Beberapa kisah sakral tentang beliau sangat populer di kalangan masyarakat Langkat yang kemudian disebut sebahai karomah. Baca Juga: Biografi Abbas Bin Firnas (810-887 A.D), Seorang Muslim Pertama Penemu Teknologi Pesawat Terbang.
Dalamkitab Bahjatul Asror, Syekh Abdul Qodlr Jaelani qs menerangkan: "Barang siapa yang bertawasul minta pertolongan kepadaku dalam kesusahan hidup, akan dihilangkan kesusahan itu. Barang siapa memanggil namaku (istigosah) dalam kesulitan akan diberi kegembiraan.
MateriKelas 2 Sd Ipa 27 June 2022; Home / Postingan Karya 1 / Lirik Sholawat Syekh Abdul Qodir Jaelani / Postingan Karya 1 / Lirik Sholawat Syekh Abdul Qodir Jaelani
DariAnas bin Malik beliau berkata : Apabila terjadi kemarau, sahabat Umar bin khoththob ra bertawasul dengan Abbas bin Abdul muththolib, kemudian berdoa Ya Allah, sesungguhnya dahulu aku berdoa kepada-Mu kami bertawasul dengan Nabi-Mu, Engkau pun menurunkan hujan kepada kami.
. - Di kalangan ulama sufi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dikenal dengan julukan Sultan Auliya Raja Para Wali. Ajarannya berfokus pada perbaikan akhlak yang dikenal dengan istilah tasawuf akhlaki. Setelah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani meninggal, murid-muridnya melanggengkan ajaran sang guru dalam tarekat Qadiriyah. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani lahir di desa Jilan atau Kaelan, Baghdad pada malam 1 Ramadan 471 H/1078 M. Ibunya bernama Syarifah Fatimah binti Abu Abdillah As-Suma'i yang bergelar Ummul Khair. Diceritakan bahwa ibu Abdul Qadir Al-Jailani hamil dalam usia 60 tahun. Namun, ia diberi kekuatan untuk mengandung hingga melahirkan Abdul Qadir Al-Jailani kecil. Dari garis keturunan ayahnya, nasab Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tersambung sampai ke Hasan bin Ali, cucu Rasulullah SAW. Sejak kecil, Abdul Qadir Al-Jailani dibesarkan dalam keluarga yang saleh, sederhana, dan cinta pengetahuan. Sejak usia mudanya, Abdul Qadir Al-Jailani sudah menuntut ilmu pada banyak ulama kesohor di Bagdad. Berbagai disiplin ilmu dia di bidang fikih, Abdul Qadir Al-Jailani berguru kepada Abu Al-Wafa Ali bin Aqil Al-Hambali dan Abu Al-Khithab Mahfudz bin Ahmad Al-Khalwadzani Al-Hambali. Di bidang sastra, ia menimba ilmu dari Abu Ghain Al-Baqilani, Ibnu Khunais, Abu Hanaim Ar-Rasi, Abu Bakar Al-Tamara, dan Abu Muhammad As-Sirraj. Sementara di bidang tafsir, ia belajar pada Abdul Ar-Rahman bin Ahmad bin Yusuf, Abu Al-Barakat Hibbatullah Al-Mubarak dan lain sebagainya. Adapun dalam hal tasawuf, Hammad bin Muslim Ad-Dibbas menjadi guru Abdul Qadir karena kecemerlangan dan ketajaman pemikirannya terkait hukum Islam, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pun diakui sebagai salah satu ulama penting dalam mazhab Hambali. Di luar keilmuan fikih, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani amat kesohor di bidang tasawuf atau sufisme. Selepas ia wafat, murid-muridnya membangun gerakan tarekat untuk menyuburkan spiritualitas Islam, dengan nama tarekat Tarekat Qadiriyah diakui oleh banyak ulama Islam. Bahkan, Ibnu Taimiyah yang dikenal lantang menyerukan pemurnian Islam mengakui keabsahan tarekat Qadiriyah. โThariqah beliau [Syekh Abdul Qadir Al-Jailani] adalah tarekat yang dibenarkan oleh syara' [hukum Islam atau syariat Islam]," ujar Ibnu Taimiyah seperti dikutip dari Jurnal Mozaic Islam Nusantara. Ajaran Tasawuf Akhlaki Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Di bidang tasawuf, ajaran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berorientasi pada perbaikan akhlak dalam mencari hakikat kebenaran, agar manusia mencapai maqam kedudukan makrifat di sisi Allah SWT. Tujuan perbaikan akhlak ini adalah salah satu misi penting yang diemban ajaran Islam secara universal, sebagaimana sabda Rasulullah SAW "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak," Baihaqi. Ajaran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memandang Islam dari 2 aspek, yaitu lahir dan batin. Dua-duanya harus seimbang dijalankan seorang muslim. Misalnya, konsep taharah yang artinya bersuci. Berikut ini penjelasannya, sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak 2020 yang ditulis Sihabul Milahudin. Pertama, penyucian diri secara lahiriah dilakukan dengan wudu atau mandi. Kedua, penyucian diri secara batin dilakukan dengan menanamkan kesadaran bahwa ada kotoran dalam diri manusia. Kotoran itu adalah dosa yang harus dibersihkan dengan cara tobat, zikir, dan meminta ampun kepada Allah juga Mohamad Sobary, Rakyat Jelata, dan Sufisme sebagai Kritik Sosial Hijrah ala Kaum Sufi Menyisihkan Selain Allah di dalam Hati Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, penyucian diri secara batin harus menempuh jalan spiritual, serta dibimbing oleh guru atau mursyid yang memiliki keilmuan yang mumpuni. Pembersihan diri dilakukan melalui tobat, talqin, zikir, tasfiah, dan suluk. Konsep lahir dalam ajaran tasawuf Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah aspek formal di ajaran fikih. Sedangkan konsep batin merupakan substansi tasawuf. Konsep lahir disebut ajaran syariat, dalam istilah tasawufnya. Sementara konsep batinnya adalah hakikat. Konsep batin harus selaras dengan fikih syariat Islam. Namun, syariat tanpa hakikat [aspek batin] dianggap kosong, tak bermakna. Sementara, hakikat tanpa syariat adalah batal serta tak berdasar. Dalam ajaran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, pengamalan fikih saja tidak cukup dalam beragama. Sebab, fikih hanya bagian paling mendasar dan tidak menyentuh konsep filosofis ajaran Islam yang mendalam. Untuk bisa menghayati Islam, seseorang harus paham tasawuf agar bisa memaknai setiap amalan fikih yang dikerjakannya. Maka itu, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga tidak mementingkan ibadah fardu atau wajib saja, melainkan juga amalan sunah. - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Addi M Idhom
Sebuah kisah dari hikayat Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani di bawah ini dapat menjadi contoh konkret untuk mempermudah pemahaman kita mengenai hikmah atas karunia dan jalan takdir semasa hidupnya, Sang Wali Qutub Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani memiliki pengaruh yang begitu luas dan terus meluas ke seluruh penjuru dunia. Murid-muridnya banyak yang kemudian memperoleh kedudukan penting, di antaranya menjadi penguasa. Beliau memang menugaskan dan mengirimkan sebagian muridnya agar dapat menjadi wakilnya sesuai dengan kapasitas diri dan kualitas batin masing-masing. Ada yang menempati jabatan hakim, gubernur, hingga raja. Sedangkan sebagian lainnya diangkat menjadi guru spiritual karena tingkatan Abdul Qadir Al-Jaelani diceritakan memiliki seorang pembantu di kediamannya. Pembantu tersebut adalah seorang faqir yang telah mengabdi selama 40 tahun. Dalam rentang waktu itu, ia telah menyaksikan beberapa murid yang jauh lebih muda dan belum lama mengabdi, namun dipilih oleh Sang Wali untuk menempati jabatan pembantu tersebut menghadap ke Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani berharap agar diberikan posisi penting tertentu mengingat ia salah seorang yang telah paling lama mengabdi. Ia khawatir dengan usianya yang semakin tua, pembantu itu menyampaikan maksud permohonannya. Akan tetapi, belum selesai ia berkata-kata, datang satu utusan dari India. Mereka meminta Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani untuk menunjuk seorang maharaja bagi kerajaan Wali Qutub lalu menatap pembantunya dan menanyakan โApakah kamu sanggup mengemban tugas ini? Apakah dirimu memenuhi syarat?โ Pembantu tersebut mengangguk penuh para utusan keluar dari ruang pertemuan, Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menyampaikan persyaratan kepada pelayannya. Dia berkata โAku akan mengangkatmu sebagai maharaja di sana, namun kamu harus berjanji untuk memberikanku separuh dari keuntungan dan kekayaan kerajaan yang kamu peroleh selama berkuasa.โ Pelayan tersebut tentu saja dengan senang hati Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani yang bekerja sebagai juru masak itu kembali ke pekerjaannya di dapur. Dirinya harus menyiapkan dan menyajikan sebuah hidangan besar. Saat tengah mengaduk masakannya di dalam kuali raksasa dengan sendok kayu, ia dipanggil untuk pergi bersama utusan-utusan dari India karena akan segera dinobatkan menjadi maharaja di negeri di India, pembantu Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani pun diangkat menjadi raja. Ia memperoleh kekayaan yang melimpah-ruah. Tak lama, dirinya menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki. Ia membangun banyak istana untuk dirinya dan keluarganya sendiri. Kekuasaan, keberlimpahan, dan kesenangan hidup dengan segera membuatnya melupakan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani berikut dengan janji yang pernah ia ucapkan dahulu. Dia sudah terlalu asik dan tenggelam dengan dunia suatu hari, Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani mengirim utusannya untuk menyampaikan bahwa ia akan berkunjung. Pelayan yang telah menjadi raja di India tersebut bersiap-siap menyambut kedatangan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani di serangkaian prosesi upacara, serta pesta meriah nan megah diselenggarakan, mereka berbincang berdua. Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani mengingatkan kesepakatan mereka bahwa ia harus menyerahkan setengah dari hasil keuntungan kerajaan kepada tersebut jengkel karena diingatkan janji untuk memberikan sebagian kekayaannya kepada sang wali. Apa boleh dibuat, maharaja tidak bisa mengingkari janjinya, dia menyampaikan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani bahwa dirinya akan menyerahkan setengah harta kerajaannya pada esok lusa. Meskipun demikian, terlintas dalam niatnya kalau dia tidak akan sungguh-sungguh memberikan sejumlah yang menumpuk seiring waktu, mengakibatkan sifat tamak raja pun tumbuh. Ia melakukan pencatatan aset secara tidak jujur. Ia membawa daftar kekayaan tersebut di hari yang telah direncanakan. Lalu memberikan sebagian harta kekayaannya kepada Sang Wali sesuai dengan catatan yang telah dibuat. Meskipun catatan tersebut mencantumkan banyak istana dan harta lainnya, namun itu hanyalah sebagian kecil dari miliknya. Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani terlihat puas melihat daftar kekayaan yang ia Abdul Qadir Al-Jaelani lantas bertanya โAku mendengar kau juga mempunyai seorang anak laki-laki?โโIya, sayangnya hanya seorang. Jika ada dua, pasti aku pun akan memberikan salah satunya padamu.โโTidak apa-apa, kemarikan anak itu.โ Perintah Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani. โKita masih dapat membaginya.โAnak itu dibawa ke hadapan mereka. Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menghunus pedangnya yang tajam tepat di atas bagian tengah kepala anak itu. โKamu akan mendapatkan setengahnya, dan setengahnya lagi akan menjadi bagianku!โ Tukas ayah begitu ketakutan. Ia mencabut belatinya sendiri dan menujamkan tusukan dari kedua tangannya ke dada Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani dengan kedua mata terpejam. Ketika ia membuka matanya, ternyata ia masih sedang mengaduk makanan di kuali besar dengan sendok kayu. Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani berdiri tepat di hadapannya dan menatap lekat-lekat. Sang Wali berujar โSebagaimana kau saksikan sendiri, kau belum siap menjadi wakilku. Karena kau belum menyerahkan segalanya, termasuk dirimu, kepadaku!โSebagai kekasih Tuhan, Syekh Muhyiddin Abdul Qadir Al-Jaelani, dikarunia dengan kemampuan โmembacaโ manusia karena dirinya telah kasyaf tersingkapnya tabir antara dirinya dengan Tuhan. Dia dapat menyelami dimensi hakikat yang memperlihatkan sifat-sifat asli manusia telanjang di mata batinnya. Sehingga dia mengetahui persis siapa-siapa manusia yang cocok untuk satu urusan, tetapi tidak tepat menempati posisi tertentu. Hal tersebut terkait dengan perbedaan maqom atau derajat itu hakikatnya unik. Keunikan yang merupakan sebuah keniscayaan karena sebagai hasil karya Tuhan, manusia diciptakan dengan keanekaragamannya masing-masing. Keunikan tersebut meliputi perbedaan segala sifat dan karunia yang diterima oleh tiap manusia sesuai dengan kadar kemampuan dan kapasitas lahir-batinnya. Jika dalam sebuah lintasan takdir seorang manusia direncanakan Tuhan akan menjadi pemimpin besar, sudah tentu dalam dirinya memiliki daya-daya rohani yang telah disiapkan oleh daya-daya tersebut pastilah melewati proses panjang pematangan diri dengan berbagai ujian dalam pengalaman hidup. Proses ini berbeda antara satu manusia dengan manusia lainnya, sehingga juga akan melahirkan kualitas pribadi yang tidak akan pernah sama. Ketika seorang manusia menyadari anugerah yang diperolehnya dari Tuhan, bisa bakat atau keahlian tertentu, pada dasarnya dia sedang diarahkan untuk mencapai sebuah tujuan takdir tertentu. Namun, jika dirinya bernafsu menghendaki sesuatu atau posisi yang bukan adalah bagian takdirnya, dia tidak akan pernah sampai ke sudahkah kita sendiri menyadari di mana maqom kita? Sejauh mana kita telah memposisikan diri sesuai dengan kapasitas lahir-batin yang dianugerahi? Wallahu aโlam bisshawab.
Inilah Sholawat Syekh Abdul Qodir Jaelani, Fadilahnya Setara โ Syekh Abdul Qodir al-Jaelani dikenal sebagai salah satu ulama yang mencapai tingkatan tertinggi bahkan disebut sebagai pemimin para waliyullah. Namun tidak tidak banyak tahu bahwa terdapat satu riwayat sholawat Syekh Abdul Qodir Jaelani yang memiliki fadilah sangat luar dalam sebuah perjalanan beliau mendapatkan bacaan shalawat yang terukir pada batu di pintu sebuah gua. Sholawat ini keutamaannya sebanding dengan itu Syekh Abdul Qodir Jaelani bermimpi bertemu Rasulullah SAW dan beliau menanyakan perihal sholawat Syekh Abdul Qodir Jaelani tersebut kepada Rasulullah SAW menjawab โSholawat itu bahkan sebanding dengan shalawat.โInilah Bacaan Sholawatnyaุงูููููููู
ูู ุตูููู ุนูููู ุณููููุฏูููุง ู
ูุญูู
ูุฏู ุจูุญูุฑู ุฃูููููุงุฑููู ููู
ูุนูุฏููู ุฃูุณูุฑูุงุฑููู ููููุณูุงูู ุญูุฌููุชููู ููุนูุฑูููุณู ู
ูู
ูููููุชููู ููุฅูู
ูุงู
ู ุญูุถูุฑูุชููู ููุทูุฑูุงุฒู ู
ููููููู ููุฎูุฒูุงุฆููู ุฑูุญูู
ูุชููู ููุทูุฑููููู ุดูุฑูููุนูุชููู ุงูู
ูุชูููุฐููุฐู ุจูุชูููุญูููุฏููู ุฅูููุณูุงูู ุนููููู ุงูููุฌูููุฏู ููุงูุณููุจูุจู ููู ููููู ู
ูููุฌูููุฏู ุนููููู ุฃูุนูููุงูู ุฎููููููู ุงูููู
ูุชูููุฏููู
ู ู
ููู ููููุฑู ุถูููุงุฆููู ุตูููุงุฉู ุชูุญูููู ุจูููุง ุนูููุฏูุชููู ุ ููุชูููุฑููุฌู ุจูููุง ููุฑูุจูุชููู ููุชูููููุฐููููู ุจูููุง ููุญูููุชูู ููุชููููููู ุจูููุง ุนูุซูุฑูุงุชููู ููุชูููุถููู ุจูููุง ุญูุงุฌูุชููู ุตููุงูุฉู ุชูุฑูุถููููู ููุชูุฑูุถููููู ููุชูุฑูุถููู ุจูููุง ุนููููุง ููุงุฑูุจูู ุงููุนูุงููู
ููููู ุนูุฏูุฏู ู
ูุง ุฃูุญูุงุทู ุจููู ุนูููู
ููู ููุฃูุญูุตูุงูู ููุชูุงุจููู ููุฌูุฑููู ุจููู ููููู
ููู ููุณูุจูููุชู ุจููู ู
ูุดูููุฆูุชููู ููุฎูุตููุตูุชููู ุฅูุฑูุงุฏูุชููู ููุดูููุฏูุชู ุจููู ู
ูููุงุฆูููุชููู ููุนูุฏูุฏู ุงูุฃูู
ูุทูุงุฑู ููุงููุฃูุญูุฌูุงุฑู ููุงูุฑููู
ูุงูู ููุฃูููุฑูุงูู ุงูุฃูุดูุฌูุงุฑู ููุฃูู
ูููุงุฌู ุงููุจูุญูุงุฑู ููู
ูููุงูู ุงููุนููููููู ููุงููุขุจูุงุฑู ููุงููุฃูููููุงุฑู ููุฌูู
ูููุนู ู
ูุง ุฎููููู ู
ูููููุงููุง ู
ููู ุฃูููููู ุงูุฒููู
ูุงูู ุฅูููู ุขุฎูุฑููู ููู
ูุง ู
ูุถูู ูููููู ู
ููู ุงูููููููู ููุงููููููุงุฑู ููุงููุญูู
ูุฏู ููููููู ุงููุนูุฒูููุฒู ุงููุบููููุงุฑูโYa Allah, sampaikanlah sholawat pada junjungan kami Muhammad SAW yang merupakan lautan cahayamu, simpanan rahasiamu, penyambung argumentasimu, yang terpinang dari kerajaanmu, imam di hadiratmu, pancaran daripada kerajaanmu, perbendaharaan rahmatmu, jalan bagi syariatmu, yang merasakan nikmatnya tauhidmu, manusia yang merupakan inti wujud, sebab bagi segala yang ada, inti segala inti dari makhlukmu yang telah lalu yang muncul dari pancaran cahayamu dengan shalawat yang menghapuskan masalahku, membukakan jalan bagi kesempitanku, menyelamatkanku dari keburukanku, yang menegakkanku dari ketergelinciran, yang memenuhi hajatku, shalawat yang engkau โridhoi, beliau ridhoi dan dengannya kami diridhai.โโWahai Rabb semesta alam. Sholawat sebanyak apa yang meliputi ilmu, yang terhitungkan dalam Kitabmu, yang tercatatkan oleh penamu dan yang telah lalu sebagaimana yang menjadi keinginanmu dan terkhususkan oleh kehendakmu, yang disaksikan malaikat malaikatmu. Shalawat sebanyak hujan, bebatuan, pasir, dedaunan, pepohonan, buih di lautan, air pada mata air, sumur-sumur, sungai sungai, dan sebanyak makhluk yang diciptakan oleh Tuan kami dari awal zaman hingga akhir zaman, dan sebanyak peristiwa yang berlalu di malam dan siang hari, segala puji bagi Allah, yang Maha Mulia, Maha Pengampun.โ
cara bertawasul kepada syekh abdul qodir jaelani