🐲 Hadits Waktu Bagaikan Pedang

Haditsini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Ashahihah, no. 946.) Waktu bagaikan pedang. Jika kita tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotong kita. Jika kita tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil). Demikianlah betapa pentingnya Waktuadalah Pedang; Shalat Jum'ah Di Sekolah; 3551. SHOLAT LIHIFDZIL QUR'AN 582. AQIDAH: Sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring; 1504. MAKALAH : Bagaikan satu tubuh; Syubhat Rabo Pungkasan; 0835. LAIN-LAIN: DOCUMENT BERKAITAN DENGAN WAQAF Al Hadis 134 Al-Hadits 156 Al-Qur'an 7 Ilmu Balaghoh 43 Ilmu Nahwu 21 Ilmu Daridefinisi di atas, dapat disimpulkan 4 unsur at-tasybīh : 1) Al-Musyabbah (المشبه) : sesuatu yang diserupakan. 2) Al-Musyabbah Biih (المشبه به): sesuatu yang diserupakan dengannya. 3) Adāt At-Tasybīh (أداة التشبيه) : alat at-tasybih. 4) Wajh asy-Syabah ( وجه الشبه) : letak kesamaan. Contohnya : PEMIKIRANHADIS SYAH WALIYULLAH AL-DAHLAWI FIKRI ARISDIYANTO ( E95217053 ) LULUK MASRUFAH ( E95217059 ) ABSTRAK Permasalahan terhadap hadis merupakan hal sangat penting bagi umat muslim dunia, karena hadis merupakan sumber ajaran islam ke dua setelah Alquran. Juduldi atas merupakan kutipan dari ucapan Imam Syafi'i Rahimullah, "Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan." Kalimat tadi menunjukkan betapa pentingnya manusia mengelola waktu yang dimilikinya. Waktuibarat Pedang, Hati-Hati dalam Memanfaatkannya! Liputan Wulidatul Aminah, kontributor PWMU.CO Jember. Hilangkankebiasaan mengeluh itu, bisa jadi karena memang Anda yang salah mengatur waktu.Waktu bagaikan pedang, pepatah yang sudah sering Anda dengar itu memang benar tapi mungkin sering dilupakan. Akibatnya, kita sering beralasan kurangnya waktu untuk mengerjakan tugas. Andaikan satu hari lebih dari 24 jam, apa yang akan Anda lakukan? Lebihdari kerugian materi, menyia-nyiakan waktu bisa berakibat terbengkalainya sisi akhirat seorang hamba. Pepatah Arab mengatakan : WAKTU LAKSANA PEDANG. الوقت كالسيف ان لم تقطعه قطعك . Artinya :"Waktu itu seperti pedang, jika engkau tidak menggunakannya dengan baik, ia akan memotongmu" Saudarakuseiman, Pepatah Arab menyatakan bahwa waktu itu bagaikan pedang artinya barang siapa yang tidak mampu mengatur waktu dengan sebaik - baiknya maka ia akan merugi. Mari kita perhatikan motivasi/targhib dari hadist - hadist Rasulullah SAW tentang keutamaan orang - orang yang menunaikan sholat sunat fajar 2 rakaat lebih baik dari . “ الوَقْتُ كَالسَّيْفِ ” Waktu muda, bagi sebagian orang adalah waktu untuk bersantai, masa untuk bersenang-senang dan menikmati hidup. Bahkan ada sebuah ungkapan yang mengatakan, “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga.” Benarkah? Bahkan tanpa amalan sholeh? Sungguh hal ini dapat kita katakan “sangatlah mustahil”. Sebab, jalan menuju segala impian adalah usaha yang keras serta do’a yang SWT. Berfirmanوَءَاتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّار Artinya Dan Dia Allah telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya, sungguh manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari nikmat Allah. Ibrahim 34 Namun, seperti dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata Rosulullah SAW Bersabda ”dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”. HR. Bukhari dan Ibnu Majah Dikatakan dalam sebuah Syair Arab, الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَب waktu itu lebih berharga daripada emas. Sebegitu pentingnya kita diperintahkan untuk menghargai waktu hingga Allah mengatakannya berkali-kali, termasuk dalam QS. Al-Ashr1-3 “Demi Massa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasihati dalam kebenaran serta saling menasehati dalam kesabaran.” Di akhirat, harta tak lagi berlaku dan teman takkan ada yang membantu, melainkan mempertanggungjawabkan perbuatan masing-masing selama masa hidupnya, dan setiap amal akan mendapatkan balasannya meskipun sekecil biji sawi. “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.” QS. Al-Qiyamah14-15. ”Pada hari ketika lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” QS an-Nuur24. Sekarang, bagaimana langkah yang kita ambil untuk mengumpulkan bekal yang cukup? Sungguh, telah tersedia di hadapan kita sebanyak-banyak peluang yang dapat kita gali informasinya untuk dipelajari. Ada berbagai ladang, Contohnya Bermacam buku yang dapat kita baca, koneksi Internet yang tak terbatas, para guru tempat bertanya, majelis-majelis ilmu, serta teman-teman yang akan membantu kita selamat dunia dan akhirat. Ingat, kendali pemanfaatan waktu ada di tangan kita. Apabila kita tidak bijaksana dalam memanfaatkannya, kita akan binasa karena penyesalan atas waktu yang tersia-siakan. Seperti kata sebuah pepatah الوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِذَا لَـمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ waktu bagaikan pedang, jika kamu tidak memotongnya maka dia akan memotongmu. Sedangkan masih ada akhirat yang menanti di depan kita dengan dua pilihan Surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai atau neraka yang panasnya 7x lipat api di dunia. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Waktu Bagaikan PedangRamadhan segera berkemas untuk tinggalkan kita. Waktu begitu cepat berlalu. Dan tanpa terasa kita tinggal beberapa hari lagi bersamai bulan yang mulia ini. Sungguh akan merugi jika kita tidak memanfaatkan waktu yang kita miliki. Terkadang kita sebagai manusia lupa akan 2 nikmat yang Allah berikan. Yang pertama nikmat sehat dan nikmat waktu luang. Berapa banyak waktu kita terbuang begitu saja tanpa melakukan kegiatan apapun. Nikmat sehat yang kita miliki terkadang kita sia-siakan. Tak menyadari bahwa banyak di luar sana yang mau bediri saja susah, mau makan tidak enak dan merasakan tubuhnya lemas tak berdaya. Sedangkan kita yang sehat. Justru hanya berdiam diri tidak memaksimalkan ibadah dan sibuk dengan urusan dunia yang sementara. Astaghfirullahal Adzhiim. Yang kedua nikmat waktu luang. Waktu bagaikan dua mata pedang, jika kita tidak memanfaatkan dengan baik maka kita justru akan rugi. Pedang akan menebas kita itu pandai-pandailah memanfaatkan nikmat sehat dan nikmat waktu/ sempat. Ramadhan yang tinggal bebera hari lagi. Mari kita maximalkan ibadah kita. NMalam 25 semoga kita mendapatkan malam lailatul Qodar malam yang lebih baik dari seribun. Makam itu tidak serta merta datang dan kita jumpai. Namun perlu tindakan dan usaha untuk kita bisa berjumpa dengannya. Berdoa dan berdzikir kepada Allah. Melakukan kebaikan- kebaikan dengan infaq atau sodaqoh. Berbagi rezeki yang kita dapatkan kepada orang lain. Ingat ada hak mereka di dalam rezeki yang kita terima. Ayo berlomba-lomba untuk mendapatkan kemenangan. Masih ada sedikit waktu, jangan kita sia-siakan sedikit waktu yang ada kita sehat tetap semangat dan terus berkarya. Gunungkidul, 15 April 2023 Lihat Diary Selengkapnya BANYAK orang-orang jurusan dunia yang berkata bahwa waktu adalah uang, hal ini menunjukkan bahwa waktu itu benar-benar berharga. Apalagi di dalam Islam, maka hal itu lebih berharga lagi dan sangat berharga. Bahkan ulama pun ada yang berkata bahwa waktu adalah pedang, dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya imam Ibnul Qayim rahimahullahu disebutkan bahwa Imam Syafi’i berkata, BACA JUGA 4 Sunnah di Waktu Maghrib “Waktu laksana pedang, jika engkau tidak menggunakannya maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” Hal ini menunjukkan bahwa kita harus mengolah waktu ke hal-hal yang positif dan bermanfaat. Dan janganlah sekali-kali menggunakannya untuk hal-hal yang sia-sia. Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” Muttafaqun alaih Ibnu Hajar dalam Fathul Bari membawakan perkataan Ibnu Bathal. Beliau mengatakan “makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya yang sehat. Barang siapa yang mendapatkan seperti ini maka bersemangatlah agar tidak tertipu dengan lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan-Nya. Dan diantara bentuk bersyukur ialah dengan melakukan ketaatan dan menjauhi larangan-Nya, dan barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini maka dialah orang yang telah tertipu.” Dan seperti yang telah kita saksikan sekarang, banyak manusia yang telah terjerumus ke lubang kelalaian banyak yang telah terbuai dengan waktu luang dan jasad yang sehat, padahal Allah Ta’ala akan menanyakan atas setiap nikmat yang telah diberikan padanya. Allah Ta’ala berfirman, “Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu bermegah-megahan di dunia itu.” QS. At-Takatsur 8 Syaikh Abdul Malik Al-Qasim berkata, Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi setiap muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat atau beberapa jam bisa berbuah kebaikan, maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar benar merugi. Dan waktu yang berlalu tidak mungkin bisa kembali selamanya.” Risalah Al-Waqtu Anfus laa Ta’ud, hal. 3. Seharusnya kita sadar dan menyadari bahwa waktu itu sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba, sangat amat disayangkan jika waktu itu berlalu saja tanpa ada selipan ketaatan di dalamnya. Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata, “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam ajalku berkurang, namun amalku tidak bertambah.” Dan tanda Allah menelantarkan hamba ialah salah satunya Allah jadikan ia sibuk dalam hal-hal yang sia-sia. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, “Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya.” Al Bahrur Ra’iq, hal. 70. Dan ketahuilah bahwa kematian lebih layak bagi orang yang menyia-nyiakan waktu. Seperti yang dikatakan imam Ibnul Qayyim rahimahullahu “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat hawa nafsu, berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya Al Jawaabul Kaafi, 109. Dan janganlah menyia-nyiakan waktumu selain untuk mengingat Allah. Dari Abdullah bin Abdil Malik, beliau berkata, “Kami suatu saat berjalan bersama ayah kami di atas tandunya, lalu dia berkata pada kami Bertasbihlah sampai sampai di pohon itu’, lalu kami pun bertasbih sampai di pohon yang ia tunjuk. Kemudian nampak lagi pohon lain, lalu dia berkata pada kami,’Bertakbirlah sampai di pohon itu’. Lalu kami pun bertakbir. Inilah yang biasa diajarkan oleh ayah kami Az-Zuhdu li Ahmad bin Hambal. Dari penggalan cerita di atas terdapat beberapa faedah, yaitu Waktu yang berkah adalah waktu yang digunakan untuk ketaatan dan sibuk dengan menambah amal. Hendaknya orang tua mengajarkan kepada anaknya sedini mungkin tentang pentingnya waktu. Kehidupan para ulama tak lepas dari menambah dan memperkuat ketaatan. Setelah kita mengetahui bahwa waktu itu adalah hal yang sangat berharga, maka selanjutnya ialah bagaimana kita mengatur waktu itu sendiri, di antaranya ialah Pertama Usahakan untuk membuat batasan waktu untuk setiap aktifitas kita. Misal dari awal bangun tidur sampai jam berapa waktu untuk bersih-bersih lalu berapa jam untuk belajar, menulis, meringkas, menghafal dan lain-lain. Kedua Meninggalkan suatu hal yang sia-sia atau hal mubah yang berlebihan seperti makan, ngobrol tidur dan lain-lain. Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu dari Rasulullah SAW beliau bersabda, “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” HR. Tirmidzi no2317 Ibnu Majah no 3976, Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Ketiga Jangan punya kebiasaan menunda-nunda. Keempat Memanfaatkan setiap detiknya untuk hal kebaikan dan beribadah. Kelima Membuat jadwal belajar dan waktu mengulang pelajaran. Di dalam surah Al-Ashr Allah bersumpah dengan waktu. Dan ini menunjukkan pentingnya masa waktu. Di dalam masa terdapat keajaiban-keajaiban, di dalam masa terjadi kesenangan, kesusahan, sehat sakit, kekayaan, dan kemiskinan. Dan sesungguhnya masa merupakan anugerah Allah Ta’ala, tidak ada cela padanya, manusialah yang tercela ketika tidak memanfaatkannya. Dan manusia tak tahu kapan berakhir waktunya, maka dari itu Allah Ta’ala banyak memerintahkan untuk segera berlomba-lomba dalam ketaatan. Rasulullah SAW pun memerintahkan umatnya untuk bersegera melakukan amalan-amalan shalih. Al-Hasan rahimahullah berkata “Wahai anak Adam janganlah engkau menunda-nunda amalan-amalan karena engkau memiliki kesempatan pada hari ini, adapun besok maka lakukanlah pada esok hari itu sebagaimana engkau lakukan pada hari ini. Jika engku tidak bertemu esok hari engkau tidak akan menyesali sikapmu yang menyia-nyiakan hari ini.” Taqribuz Zuhd, 1/28 BACA JUGA Korupsi Waktu dalam Pekerjaan Maka dari itu sobat perlu kita ingat lagi bahwa waktu itu adalah nikmat yang luar biasa yang kita miliki. Waktu tak bisa dinilai dengan materi dan kekayaan. Waktu berjalan dengan cepat dan tidak terasa, waktu yang berjalan tak akan bisa terulang kembali. Waktu adalah kehidupan, jika waktu habis maka habislah kehidupan, bersyukurlah saat ini kita masih diberi waktu, terkhusus waktu untuk memperbaiki dan memperkuat ketaatan kita pada-Nya. [] SUMBER MUSLIMAH

hadits waktu bagaikan pedang