🌀 Ada Dua Bahasan Estetika Dalam Menilai Seni Sebutkan Dan Jelaskan

Senitari terbagi menjadi tari tradisional dan modern. Seni grafis adalah salah satu cabang seni rupa yang berwujud dua. Source: More.. Pengertian seni seni pada mulanya adalah suatu proses dari manusia, dan juga oleh karena hal itu merupakan sinonim dari ilmu. Adapun contoh tari tradisional di indonesia seperti tari Haltersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut. j) Manajemen sebagai suatu seni yang tercermin dalam pengertian yang dikemukakan American Society of mechanical Engineers; manajemen merupakan ilmu dan seni mengorganisasi dan memimpin usaha Adajuga beberapa pandangan mengenai pengertian apresiasi, yang disampaikan beberapa tokoh berikut ini. Aminuddin Apresiasi adalah pengenalan melalui perasaan atau pun kepekaan batin dan pengakuan terhadap unsur-unsur Estetikaadalah ilmu yang membahas tentang keindahan ataupun selera dan rasa, termasuk seni. Walaupun hari ini menilai seseorang dari penampilan dianggap kurang pantas dan tidak adil, tetapi mau tidak mau hal tersebut akan selalu bersemayam dipikiran semua orang dalam kehidupan sehari-hari. AKeindahan dan Estetika. 1. Konsep Keindahan. Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas RagamBahasa dalam Bahasa Indonesia. Douglas Biber et.al. dalam studi komprehensifnya tentang tata-bahasa Bahasa Inggris berjudul Grammar of Spoken and Written English (setebal 1.204 halaman, hal.15-17 ): untuk mempermudah sistematika tata bahasa, ragam bahasa (register) dibagi empat: percakapan. fiksi. Perdebatanmengenai hubungan seni dan realitas telah berlangsung dari masa ke masa sejak zaman Plato. Ada tiga golongan besar pendapat mengenai keterkaitan seni dan realitas: 1) seni merupakan imitasi atau tiruan dari realitas; 2) seni merupakan penyempurnaan dari realitas; 3) seni sama sekali terpisah dari realitas. sebelum membahas mengenai KartiniKartono pemuasan abnormalitas seksual dibagi dalam tiga golongan sebutkan dan jelaskan ! 1. Dorongan Seksual yang abnormal a. Pelacuran (prostitution) yang pada umumnya dilakukan wanita dalam melayani pria hidung belang karena dorongan ekonomi, kekecewaan dan seterusnya. Puisi sarat akan nilai etika,estetika dan kemanusiaan 52 Menyukai ini: Definisi filsafat ilmu dan Tujuannya – Pengantar filsafat ilmu tidak terlepas dari kata filsafat dan ilmu filsafat adalah berfikir secara mendalam tentang sesuatu tanpa melihat dogma dan agama dalam mencari kebenaran sedang ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang (pengetahuan) yang disusun secara bersistem menurut . Mendengar kata estetika pasti bukan menjadi hal asing lagi bagi sebagain orang. Terlebih lagi jika diantara individu dan kelompok adalah pekerja seni budaya, maka keberadaan nilai estetika merupakan hal yang amat sangat penting untuk dimiliki. Estetika pada umumnya memiliki nama atau istilah lain yaitu keindahan. Keindahan tersebutlah yang akan membuat seseorang merasa tertarik terhadap sesuatu yang dilihatnya. Melalui nilai estetika inilah pada hakekatnya banyak manusia mengungkapkannya dengan berbagai contoh apresiasi suatu karya seni. Nilai EstetikaPengertian Nilai EstetikaSifat Nilai EstetikaFormilEkspresionisPsikologisJenis Nilai EstetikaBentukWarnaTemaMotif hiasContoh Nilai EstetikaKeindahan lukisan pemandanganKecantikanPertunjukkanHarmoni dalam KaryaSimetri dalam Objek KaryaSebarkan iniPosting terkait Secara etimologis kata nilai estetika pada dasarnya tersusun atas dua suku kata. Dimana esetika berasal dari kata Yunani yaitu aistetika dan aesthesis. Aistetika sendiri artinya adalah hal-hal yang bisa diserap oleh panca indra, sedangkan aesthesis yaitu penyerapan panca indra atau sense perception. Sedangkan pengertian nilai estetika adalah penilaian utama yang akan diberikan pada karya seni, namun bukan hanya terletak pada keindahannya saja melainkan ada banyak aspek di dalamnya. Selain itu estetika adalah hal yang tidak akan pernah usai dan bisa digali setiap saat. Pengertian Nilai Estetika Nilai estetika adalah sumber rasa keindahan yang di dalamnya terdapat cinta kasih maupun kasih sayang karena adanya kecintaan yang dirasakan oleh manusia. Sehingga dengan hal ini tidak heran apabila manusia ingin kembali menikmati segala hal yang menjadi kecintaannya. Rasa cinta ini tidak hanya tertuju pada keindahan, akan tetapi juga pada kebenaran dalam hal ilmu pengetahuan dan rasa kebaikan atau moral. Pengertian Nilai Estetika Menurut Para Ahli Adapun untuk definisi nilai estetika menurut para ahli, antara lain sebagai berikut; Aristoteles, Nilai estetika adalah seni yang bisa memberikan dampak baik melalui ilmu pengetahuan sehingga dapat diaplikasikannya dan tidak kalah dengan ilmu eksak lain. Agustinus, Nilai estetika adalah suatu hal yang berupa keindahan dengan adanya kesatuan objek atau unsur seni lain yang sesuai dengan prinsip-prinsip seni serta mengetahui porsinya masing-masing. Earl of Shaftesbury, Nilai estetika adalah keindahan yang diperoleh dari ide murni abadi sehingga bisa menciptakan suatu hal yang luar biasa, tanpa harus ada campur tangan dari kepentingan pribadi selera karena dengan hal tersebut dapat merusak keindahan murni itu sendiri. Hutcheson, Nilai estetika adalah keindahan yang sifatnya tunggal yaitu kemurnian, serta mempercayai bahwa manusia dapat menciptakan keindahan tersebut karena dalam diri mereka terdapat kemampuan dasar yang sifatnya ekternal maupun internal. Sifat Nilai Estetika Beberapa macam sifat estetika tersebut yang diuraikan dibawah ini; Formil Sifat formil menunjukkan bahwa keindahan ini bersangkutan dengan pemikiran-pemikiran klasik yang menyangkut persoalan bentuk dan warna suatu karya seni. Estetika dapat dilihat dari hasil karya yang menunjukkan ketinggian, lebar, ukuran dan warna. Sifat ini memberikan arti bahwa rasa keindahan adalah emosi yang dikeluarkan secara langsung karena adanya bentuk dan tanpa memperhatikan unsur lainnya. Ekspresionis Sifat ekspresionis menunjukan bahwa keindahan tidak selalu menjelma dalam bentuk yang megah, akan tetapi dapat dirasakan dari tujuan atau ekspresinya. Keindahan karya seni bisa dinilai dari apa yang diekspresikannya, sehingga keindahan yang dihasilkan dengan ekspresinya nilainya jauh lebih sempurna. Ekspresi seni yaitu fungsi maupun kegunaan dari karya yang diciptakan, seperti bangunan, gedung dan lain sebagainya yang memiliki manfaat masing-masing. Psikologis Sifat seni secara psikologi tergambarkan dalam banyak hal yaitu secara mistik, intelektual, dan emosional. Keindahan bisa terwujud dari emosi yang dikeluarkan melalui prosedur pembuatan karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai rasa puas dari pengamat seni terhadap karya yang dilihatnya. Jenis Nilai Estetika Berikut dibawah ini yang termasuk bentuk nilai estetika yaitu; Bentuk Bentuk atau dalam bahasa inggris disebut shape merupakan hal yang sangat mempengaruhi jenis nilai estetika. Hal ini karena bentuk sangat berpengaruh terhadap objek atau daya tarik utama suatu karya seni. Secara umum bentuk objek dalam karya seni ada 2 macam yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Jenis nilai estetika yang dilihat dari bentuk dua dimensi yaitu karya yang tidak mempunyai volume dan bentuk datar, contohnya foto, hiasan dinding, lukisan dan lain sebagainya. Sedangkan nilai estetika yang dilihat dari tiga dimensi yaitu karya yang memiliki volume, ruang, kedalaman dan contohnya adalah patung, guci, keramik serta lain sebagainya. Warna Jenis warna nilai estetika yaitu mengandung unsur yang dipengaruhi oleh warna-warna dalam karya seni itu sendiri. Keindahan seni akan lebih terasa pada saat warna yang ditonjolkan sesuai dengan selera orang yang melihatnya. Misalkan saja masalah warna pakaian yang digunakan anak muda dengan orang tua, pastinya terdapat perbedaan dalam hal penilaian maupun selera. Tema Jenis nilai estetika pada tema artinya yaitu keindahan yang dilihat dari sebuah karya seni berdasarkan gagasan yang ingin disampaikan kepada orang lain dari pembuat seni tersebut. Tema seni itu sendiri banyak macamnya diantaranya ialah nilai budaya, alam, letak geografis dan lain sebagainya. Motif hias Motif ragam hias geometris pada seni berati bahwa gambar pada karya adalah suatu hiasan yang wajib untuk dimiliki, karena dengan pola-pola maupun motif tersebut nilai estetika jauh akan lebih meningkat dan menyenangkan seseorang yang melihat. Contoh Nilai Estetika Contoh Nilai Estetika Adapun untuk contoh nilai estetika yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja; Keindahan lukisan pemandangan Keindahan lukisan pemandangan bisa dirasakan oleh banyak orang. Akan tetapi rasa indah tersebut tidak dapat disamakan antara individu satu dengan individu lainnya. Hal ini dikarena masing-masing orang mempunyai persepsi tersendiri untuk menilai dari lukisan yang dilihat. Contoh nilai estika yang dilihat dari lukisan pemandangan mungkin sebagian orang yang melihatnya akan menganggap bahwa lukisan terlihat indah karena adanya unsur warna. Akan tetapi di lain pihak bisa jadi keindahan tersebut dapat dirasakan karena adanya unsur bentuk yang bagus. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai estika bisa dilihat maupun dirasakan dari berbagai hal yang ditunjukkan, dan masing-masing individu memiliki pengalaman estika tersendiri sehingga mereka cenderung menilai karya beradsarkan pengalaman yang telah mereka kantongi. Tidak heran rasanya jika apresiasi setiap orang terhadap karya seni itu berbeda-beda. Kecantikan Nilai estetika juga dapat dilihat berdasarkan standar kecantikan yang dimiliki setiap wanita. Ada beberapa orang yang menganggap bahwa seorang wanita tidak begitu cantik, tetapi menarik untuk dilihat. Hal ini dikarenakan kriteria cantik pada masing-masing orang berbeda. Sebagai informasi bahwa kecantikan pada umumnya bersifat subjektif, sehingga kita tidak dapat memaksakan semua orang harus sependapat dengan yang kita rasakan. Menurut anda, wanita yang sedang dilihat cantik, tapi bagi orang lain yang melihatnya bisa saja dianggap tidak cantik. Hal ini juag dipengaruhi dari pengalaman estetikanya. Seseorang dapat mengatakan bahwa hal itu indah apabila memiliki pengaruh timbal balik dan menarik imajinasi serta pemikiran orang tersebut. Pertunjukkan Nilai estetika juga dapat dirasakan dari suatu pertunjukkan. Sudah pasti bahwa pertunjukkan sebelumnya dirancang dengan begitu baik, tujuannya agar seseorag yang melihat dapat merasakan keindahan yang akan ditunjukkan. Misalnya saja dalam hal ini seperti pertunjukan wayang. Namun kembali lagi, bahwa petunjukkan sifatnya juga subjektif, sehingga dalam hal ini tidak semua orang dapat merasakan hal yang sama dari pertunjukkan yang dilihat. Bisa jadi sebagian orang menganggap bahwa pertunjukkan yang dilihatnya adalah hal yang begitu menarik dan menguras perasaan. Namun tidak menutup kemungkinan juga bahwa ada orang yang kurang mendapat nilai keindahan dari pertunjukkan karena tidak adanya rasa yang menarik dalam pertunjukkan sehingga membuatnya merasa biasa saja dalam penilain pertunjukkan tersebut. Harmoni dalam Karya Harmoni menjadi peristilahan yang dimaksudkan ialah mencerminkan keselarasan, keseimbangan dan koherensi dalam suatu objek atau karya seni. Sehingga pemaknaannya melibatkan penggabungan elemen-elemen yang berbeda menjadi satu kesatuan yang estetis dan memikat. Simetri dalam Objek Karya Simetri adalah bagian dari adanya nilai estetika yang berhubungan dengan kesetaraan dan kecocokan antara dua atau lebih bagian simetris dalam suatu objek atau karya seni. Simetri ini juga setidaknya memberikan kesan keseimbangan dan ketertiban visual yang memikat. Nah, demikinlah artikel yang bisa kami kemukakan pada segenap pembaca berkenaan dengan pengertian nilai estetika menurut para ahli, sifat, macam, dan contohnya yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga memberi wawasan. drousillakeren/sink-or-swim-9-1-1-season-3-episode-2-fox-9537bc58651 drousillakeren/streaming-9-1-1-%EF%B8%8F-season-3-episode-2-hdtv-90afae5b39f8 drousillakeren/top-show-the-neighborhood-%EF%B8%8F-season-2-episode-2-online-full-23801909d8ae drousillakeren/cbs-the-neighborhood-%EF%B8%8F-season-2-episode-2-123movies-dbc7bc6c1f83 Pengertian Estetika – Sejarah, Arsitektur, Penilaian, Konsep, Filsafat, Ilmu, Para Ahli Merupakan cabang filsafat yang memuat keindahan. Estetika merupakan ilmu yang membahas bagaimana keindahan dapat terbentuk, serta bagaimana agar bisa merasakannya. Estetika merupakan cabang filsafat yang memuat keindahan. Estetika merupakan ilmu yang membahas bagaimana keindahan dapat terbentuk, serta bagaimana agar bisa merasakannya. Untuk lebih lanjut mengenai estetika yaitu suatu filosifi yang mempelajari suatu nilai sensoris yang terkadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen serta rasa. Estetika adalah cabang yang dekat dengan filosifi seni. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Rumus Kerucut Volume Luas Permukaan, Tinggi, Dan Gambar Estetika terdiri dari tiga hal, yaitu Studi mengenai fenomena estetis. Studi mengenai fenomena persepsi. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis. Berikut Adalah Pengertian Estetika Menurut Para Ahli. Estetik dalam kedokteran gigi adalah integeritas harmonis dari beberapa fungsi fisiologis oral dengan penekanan yang sama sehingga didapatkan atau dihasilkan gigi geligi yang ideal melalui restorasi dengan bentuk, warna, struktur dan fungsi untuk mencapai kesehatan dan daya tahan yang optimal Lexion Webster Dic 197718 Estetika merupakan gabungan dari ilmu pengetahuan dan filsafat. Kata estetika dikutip dari bahasa Yunaniaisthetikos atauaishtanomai yang berarti mengamati dengan indera Kattsoff, element of philosopjy, 1953 Estetika adalah segala sesuatu dan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dnegan kegiatan seni Van Mater Ames, Colliers Encyclopedia Estetika merupakan suatu telaah yang berkaitan dengan penciptaan, apresiasi, dan kritik terhadap karya seni dalam kontekx keterkaitan seni dengan kegiatan manusia dan pernanan sendi dalam perubahan duni maya Jerome stolnitz, Encyclopedia of Philoshopy Estetika merupakan kajian filsafat keindahan dan juga keburukan AA Djelantik, Estetika Suatu Pengantar, 1999 Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek yang disebut keindahan William Haverson, dalam Estetika Terapan, 1989 Estetika adalah segala hal yang berhubungan dengan sifat dasar nilai-nilai nonmoral suatu karya seni Jhon Hosper, dalam Estetika Terapan, 1989 Estetika merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan proses penviptaan karya estetis Agus sachari, Estetika terapan, 1989 Estetika adalah filsafat yang membahas esensi dari totalitas kehidupan estetik dan artisrtik yang sejalan dengan zaman Jakob sumarjo, filsafat seni, 2000 Estetika mempersoalkan hak ikat keindahan alam dan karya seni, sedangkan filsafat seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda seni, atau artifak yang disebut seni Sejarah Estetika Pengertian estetika dari suatu masa ke masa yang lain selalu mengalami perubahan. Beberapa pemikir estetika yang terkenal antara lain adalah Aristoteles dan Immanuel Kant. Aristoteles dalam Poetics menyatakan bahwa sesuatu dinyatakan indah karena mengikuti aturan-aturan order, dan memiliki magnitude atau memiliki daya tarik. I mmanuel Kant dalam The Critique of Judgement 1790 yang dikutip oleh Porphyrios 1991 menyatakan bahwa suatu ide estetik adalah representasi dari imajinasi yang digabungkan dengan konsep-konsep tertentu. Kant menyatakan adanya dua jenis keindahan yaitu keindahan natural dan keindahan dependen. Keindahan natural adalah keindahan alam, yang indah dalam dirinya sendiri, sementara keindahan dependen merupakan keindahan dari objek-objek ciptaan manusia yang dinilai berdasarkan konsep atau kegunaan tertentu. Kedua pendapat tersebut di atas menunjukkan perhatian yang besar pada objek, di mana keindahan didapatkan karena suatu objek memiliki karakter tertentu sehingga layak untuk dinyatakan sebagai indah. Perhatian yang besar terhadap objek dalam pemikiran tentang estetika tersebut memberikan pengaruh pada arsitektur. Pengaruh tersebut mengakibatkan munculnya aturan-aturan sebagai patokan untuk menyatakan keindahan suatu bangunan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Lembaga Pendidikan Pengertian, Macam Dan 6 Fungsi Lengkap Alberti yang hidup pada masa Renaissance, dalam Ten Books on Architecture menyatakan bahwa keindahan suatu bangunan ditentukan oleh beberapa faktor Porphyrios, 1991 seperti jumlah komponen number misalnya jumlah kolom, pelubangan dan sebagainya yang dinyatakan harus meniru alam, congruity, yaitu bagaimana menempatkan suatu komponen untuk membentuk keindahan secara keseluruhan, finishing dan collocation. Pada intinya Alberti menyatakan sesuatu disebut indah karena meniru alam, dalam hal ini bukan hanya alam secara fisik, tetapi juga hukum-hukum alam. Hal ini dapat dilihat pada kolom-kolom Yunani yang berbentuk mengecil ke atas, yang dianggap sesuai dengan hukum alam. Alberti bukanlah satu-satunya orang yang mencetuskan standar dalam estetika arsitektur. Andrea Palladio dan Brunelleschi juga banyak memberikan kontribusi bagi standar estetika dalam arsitektur masa Renaissance. Kebanyakan aturan-aturan yang berlaku pada masa tersebut menyebutkan aturan proporsi dalam angka-angka. Golden section merupakan salah satu aturan proporsi dalam angka yang banyak digunakan dan dianggap sebagai representasi dari alam pada sekitar abad ke-18. Sejarah Estetika di Indonesia Yuswadi Saliya 1999 menyatakan adanya empat ciri arsitektur tradisional di Indonesia, yaitu pertama, semuanya sarat dengan makna simbolik, kedua, rumah menjadi simpul generasi masa lalu dengan generasi masa datang, ketiga pemenuhan kebutuhan spiritual lebih diutamakan daripadda kebutuhan badani, keempat, dikenalnya konsep teritorialitas dan kemudian mengejawantah menjadi batas. Ciri pertama dan kedua menunjukkan adanya kosmologi dan orientasi non badaniah, dan karena spiritual-lah yang diutamakan, maka kebutuhan badaniah cenderung akan dikorbankan demi kepentingan spiritual. Dalam hal ini manusia merupakan pihak yang harus melakukan penyesuaian diri terhadap bentukan arsitektur Soemardjan, 1983. Orientasi terhadap kosmologi ini masih banyak dijumpai di Indonesia hingga masa kini, terutama pada arsitektur tradisional. Hal ini bukan berarti bahwa semua arsitektur di Indonesia berorientasi pada kosmologi. Indonesia tidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Pemikiran akan universalitas dan objektivitas Arsitektur Modern juga melanda arsitektur Indonesia. Seperti juga di Barat, fenomena arsitektur yang polos, tanpa ornamen dan tanpa konteks juga terjadi di Indonesia. Seperti juga arus modernisme, arus Postmodernisme juga melanda Indonesia. Sebagai akibatnya, terjadi kesadaran akan konteks dan perlunya Arsitektur Modern dan Postmodern secara bersamaan dengan masih hadirnya arsitektur tradisional menunjukkan adanya dualisme dalam arsitektur Indonesia. Arsitektur Modern dan Postmodern menunjukkan arsitektur yang berorientas pada kebutuhan badaniah manusia, sementara arsitektur tradisional Indonesia berorientasi kepada kosmologi dan spiritual. Sejarah Penilaian Keindahan Sebuah keindahan seharusnya sudah dinilai pada saat karya seni pertama kali dibuat, tetapi rumus keindahan pertama kali didokumentasi oleh filsuf Plato yang menentukan keindahan dari proporsi, kesatuan, serta keharmonisan. Sementara Aristoteles menilai keindahan datang dari aturan-aturan, keberadaan, serta kesimetrisan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan 6 Lembaga Agama Pengertian, Contoh, Macam, Tujuan LENGKAP Estetika Dalam Arsitektur Dalam arsitektur, estetika adalah sebuah bahasa visual, yang tidak sama dengan beberapa bahasa estetika yang tidak visual, seperti bahasa itu sendiri. Estetika dalam arsitektur memiliki banyak sangkut paut dengan segala yang visual seperti permukaan, volume, massa, elemen garis, dan sebagainya, termasuk berbagai order harmoni, seperti komposisi. Teori Estetika Teori Estetika SubyektifMenurut Herbert Read teori subyektif menyatakan bahwa sesungguhnya yang menyatakan ciri-ciri yang menimbulkan keindahan adalah tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan persaaan dalam diri seseorang dalam mengamati sesuatu memang subyektif, dalam diri setiap orang, pendapat tentang nilai estetika sebuah bangunan dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lainSubyektifitas diri sendiri. Sensasi hanya dimungkinkan bila fungsi biologis tubuh kita yang berkaitan dengan fungsi sensasi dan persepsi dalam keadaan normal; misalnya mata bisa melihat, hidung bisa mencium, pikiran dalam keadaan normal/perseptif. Mampukah suatu obyek menggairahkan limbic’ dalam otak kita sehingga merasa adanya kenikmatan saat berkontak dengan sebuah obyek arsitektural. Kenikmatan yang didapatkan itu menjadikan otak kita mengatakan sesuatu itu indah’. Penilaian Keindahan Walaupun pada awalnya sesuatu yang indah dinilai dari suatu aspek teknis dalam bentuk suatu karya, tetapi perubahan pola pikir dalam masyarakat akan ikut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan. Sebagai contoh, pada masa romantisme di Prancis, keindahan memiliki arti kemampuan menyajikan sebuah kegungan. Pada masa realisme, keindahan memiliki arti kemampuan menyajikan suatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan memiliki arti kemampuan menundukan warna serta ruang dan kemampuan mengabstraksi sebuah benda. Konsep the beauty dan the ugly Pada perkembangannya keindahan tidak selalu mempunyai rumusan tertentu. Ia berkembang dengan penerimaan masyarakat etrhadap ide yang dimunculkan oleh pembuat karya. Sebab itulah selalu dikenal dua hal dalam penilaian keindahan, yaitu the beauty, sebuah karya yang memang diakui banyak pihak memenuhi srandar keindahan, serta the ugly, sebuah karya yang sama sekali tidak memenuhi standar keindahan serta oleh masyarakat banyak biasanya dinilai buruk, tetapi bila dipandang dari banyak hal ternyata memperlihatkan sebuah keindahan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Hak Angket DPR Republik Indonesia Beserta Pengajuan Menurut UU Estetika Dan Filsafat Filsafat estetika pertama kali dicetuskan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten 1975 yang mengungkapkan bahwa estetika adalah cabang ilmu yang dimaknai oleh perasaan. Filsafat estetika adalah cabang ilmu yang membahas masalah keindahan. Bagaimana keindahan bisa tercipta dan bagaimana orang bisa merasakannya dan memberi penilaian terhadap keindahan tersebut. Maka filsafat estetika akan selalu berkaitan dengan antara baik dan buruk, antara indah dan jelek. Secara etimologi, estetika diambil dari bahasa Yunani, aisthetike yang berarti segala sesuatu yang diserap oleh indera. Filsafat estetika membahas tentang refleks kritis yang dirasakan oleh indera dan memberi penilaian terhadap sesuatu, indah atau tidak indah, beauty or ugly. Filasafat estetika adalah cabang ilmu dari filsafat Aksiologi, yaitu filsafat nilai. Istilah Aksiologi digunakan untuk menberikan batasan mengenai kebaikan, yang meliputi etika, moral, dan perilaku. Adapun Estetika yaitu memberikan batasan mengenai hakikat keindahan atau nilai keindahan. Kaum materialis cenderung mengatakan nilai-nilai berhubungan dengan sifat-sifat subjektif, sedangkan kaum idealis berpendapat nilai-nilai bersifat objektif. Andaikan kita sepakat dengan kaum materialis bahwa yang namanya nilai keindahan itu merupakan reaksi-reaksi subjektif. Maka benarlah apa yang terkandung dalam sebuah ungkapan “Mengenai masalah selera tidaklah perlu ada pertentangan”. Serupa orang yang menyukai lukisan abstrak, sesuatu yang semata-mata bersifat perorangan. Jika sebagian orang mengaggap lukisan abstrak itu aneh, sebagian lagi pasti menganggap lukisan abstrak itu indah. Karena reaksi itu muncul dari dalam diri manusia berdasarkan selera. Berbicara mengenai penilaian terhadap keindahan maka setiap dekade, setiap zaman itu memberikan penilaian yang berbeda terhadap sesuatu yang dikatakan indah. Jika pada zaman romantisme di Prancis keindahan berarti kemampuan untuk menyampaikan sebuah keagungan, lain halnya pada zaman realisme keindahan mempunyai makna kemampuan untuk menyampaikan sesuatu apa adanya. Sedangkan di Belanda pada era de Stijl keindahan mempunyai arti kemampuan mengomposisikan warna dan ruang juga kemampuan mengabstraksi benda. Pembahasan estetika akan berhubungan dengan nilai-nilai sensoris yang dikaitkan dengan sentimen dan rasa. Sehingga estetika akan mempersoalkan pula teori-teori mengenai seni. Dengan demikian, estetika merupakan sebuah teori yang meliputi Penyelidikan mengenai sesuatu yang indah; Penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni; Pengalaman yang bertalian dengan seni, masalah yang berkaitan dengan penciptaan seni, penilaian terhadap seni dan perenungan atas seni. Filsafat merupakan bidang pengetahuan yang senantiasa bertanya dan mencoba menjawab persoalan-persoalan yang sangat menarik perhatian manusia sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu persoalan yang mendasari ungkapan rasa manusia adalah estetika, jika peranannya sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan. Estetika Dan Ilmu Estetika dan ilmu merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, karena sekarang ada kecenderungan orang memandang sebagai ilmu kesenian science of art dengan penekanan watak empiris dari disiplin filsafat. Dalam karya seni dapat digali berbagai persoalan obyektif. Umpamanya persoalan tentang susunan seni, anatomi bentuk, atau pertumbuhan gaya, dan sebagainya. Penelahaan dengan metode perbandingan dan analisis teoritis serta penyatupaduan secara kritis menghasilkan sekelompok pengetahuan ilmiah yang dianggap tidak tertampung oleh nama estetika sebagai filsafat tentang keindahan. Akhir abad ke-19 bidang ilmu seni ini di Jerman disebut “kunstwissensechaft”. Bila istilah itu diteterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah “general science of art”. Bruyne dalam bukunya Filosofie van de Kunst berkata bahwa pada abad ke-19 seni diperlakukan sebagai produk pengetahuan alami. Sekarang dalam penekanannya sebagai disiplin ilmu, estetika dipandang sebagai “the theory of sentient knowledge”. Estetika juga diterima sebagai “the theory of the beautiful of art” atau “the science of beauty”. Sebagai disiplin ilmu, estetika berkembang sehingga mempunyai perincian yang semakin kaya, antara lain Theories of art, Art Histories, Aesthetic of Morfology, Sociology of Art, Anthropology of Art, Psychology of Art, Logic, Semantic, and Semiology of Art. Estetika merupakan studi filsafati berdasarkan nilai apriori dari seni Panofsky dan sebagai studi ilmu jiwa berdasarkan gaya-gaya dalam seni Worringer. Berdasarkan kenyataan pendekatan ilmiah terhadap seni, dalam estetika dihasilkan sejarah kesenian dan kritik seni. Sejarah kesenian bersifat faktual, dan positif, sedangkan kritik seni bersifat normatif. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli DAFTAR PUSTAKA Awang, Persoalan Estetika.online,http/ .com/faliqawang/pokok-persoalan-estetika_55100abfa33311c137ba7e58, diakses pada tanggal 25 september 2015 Bagus, Estetika,online,http/ .ca./2010/10/pengertian– diakses pada tanggal 23 september 2015 Salihin, Sebagai Nilai.online,http/ .com/2013/05/23/seni-sebagai-nilai/, diakses pada tanggal 25 september 2015 Florean, Muhammad Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan PGSD STKIP PGRI Tulungagung. online, http/ . diakses 23 september 2015 Filsafat Estetika.online,http/ . diakses pada tanggal 25 september 2015 Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari

ada dua bahasan estetika dalam menilai seni sebutkan dan jelaskan